Kamis, 09 Mei 2013

THE MAP IS NOT THE TERRITORY OR THE TERRITORY IS THE MAP ?

THE MAP IS NOT THE TERRITORY OR THE TERRITORY IS THE MAP ?


Ketika benih-2 dalam kesadaran terpendam memanifestasikan dirinya sendiri dalam kesadaran pikiran, kita merasakan secara langsung atau kita tidak merasakannya secara langsung.
ada 3 medan persepsi :

1. langsung ( sesuatu pada dirinya sendiri )/ things -in- themselves
2. Representasi.
3. Sekedar Gambaran.

ad 1. Persepsi yang pertama adalah persepsi ' sesuatu pada dirinya sendiri' yaitu persepsi secara langsung tanpa distorsi atau delusi.
Seorang filsuf Jerman Immanuel Kant ( 1724 - 1804 ) . Kant berpendapat bahwa konstribusi pikiran adalah salah satu dari 4 kelompok kategori, dengan itu kita menata muatan dari pengalaman kita : kuantitas, kualitas, relasi dan modalitas. Kategori -2 tersebut adalah tanpa isi
dan hanya menunjukkan struktur bagi obyek yang mungkin dialami. Contoh , ruang bukanlah sesuatu diluar dari kita, melainkan hanyalah satu struktur didalam pikiran yang menghubungkan obyek-2 satu sama lain. Itu adalah konstribusi aktif pikiran yang memberikan makna kepada materi eksternal dari pengalaman kita. Apakah sesuatu itu senyatanya adalah seperti yang tampak pada kita, kita tidak akan pernah bisa mengetahuinya, karena semua pengetahuan kita sudah mengalami prastrukturisasi melalui filter pikiran . Inilah dasar pemikiran Kant mengenai perbedaan antara noumenon yang tidak diketahui atau' sesuatu pada dirinya sendir'i dengan phenomenon atau sesuatu seperti yang terlihat.
Segala sesuatu - selembar daun - sebongkah es batu, Anda ataupun saya - muncul dari realitas sebagaimana adanya. Realitas sebagai mana adanya adalah dasar dari keberadaan kita, seperti halnya air adalah dasar dari keberadaan ombak.

ad 2. Representasi
Kita tidak mampu menjangkau mode mempersepsikan sebagaimana apa adanya sesuatu pada diri mereka sendiri karena gambaran kita yang sudah terdistorsi merupakan sebuah 'representasi' bukan sebuah persepsi langsung.
contoh.
Ketika kita jatuh cinta, biasanya kita jatuh cinta pada gambaran yang kita miliki tentang kekasih kita. Kita tidak bisa makan, tidur atau berbuat apapun karena gambaran yang ada didalam diri kita itu sangatlah kuat. kekasih kita sangat rupawan bagi kita, tetapi gambaran kita tentang dia bisa jadi sesungguhnya jauh dari kenyataan. Kita tidak menyadari bahwa obyek persepsi kita bukanlah ' realitas dalam dirinya sendiri ' melainkan hanya sebuah gambaran yang kita ciptakan sendiri. Setelah menikah dan tinggal bersama kekasih kita 2-3 tahun, kita menyadari bahwa gambaran yang kita genggam dan membuat kita tidak bisa tidur dimalam hari tersebut, sebagian besar ternyata salah
.
ad 3. Sekedar Gambaran
Dalam mode persepsi ke 3 adalah medan sekadar Gambaran. Dalam mode persepsi ini yang kita rasakan sepenuhnya adalah gambaran-2. ketika kita sedang jalan-2 melihat seekor anjing, maka persepsi kita tentang anjing tersebut menjadi bagian dari dunia representasi. Namun, ketika kita pulang ke rumah dan bermimpi tentang anjing tadi, maka gambaran mimpi tersebut ada di medan sekadar gambaran. Didalam mimpi kita melihat orang, pegunungan, dan sungai. Semuanya adalah milik dari dunia sekadar gambaran. Ketika kita melatih visualisasi, kita juga menggunakan gambaran-2 yang diambil dari bentuk persepsi ke3 ini.
Semua gambaran, baik yang kita rasakan dalam bentuk representasi ataupun bentuk sekadar gambaran adalah salah. Gambaran-2 tersebut bukanlah sebuah persepsi langsung dari ; sesuatu pada dirinya sendiri' . Kesadaran kita jarang sekali menyentuh realitas. Kita memenjarakan diri kita sendiri dalam dunia gambaran kita atas realitas yang sudah terdistorsi.
Andaikan dimalam hari kita sedang berjalan ditanah lapang, dijalan depan terlihat sebuah bentuk meliuk panjang, yang anda sadari sebagai seekor ular. Kita ketakutan, lalu seseorang mengarahkan senter ke ular tadi dan kita menyadari bahwa faktanya hanyalah seutas tali. Rasa takut yang kita rasakan adalah hasil sebuah persepsi yang salah. Saat melihat seutas tali kita menyentuh gambaran ular didalam kesadaran yang terpendam kita. Kita tidak menyentuh 'dunia realitas pada dirinya sendiri' melainkan dunia sekadar gambaran.
Kesadaran indria ( mata, telinga hidung, lidah , tubuh ) mampu menyentuh dunia ' realitas
sesuatu-pada -dirinya sendiri ' khususnya ketika mereka berkontak dengan obyek-2 persepsi mereka tanpa partisipasi dan intervensi dari kesadaran pikiran. Namun ketika kesadaran pikiran terlibat, bagaimanapun akan selalu ada beberapa pemikiran dan imajinasi, sehingga gambaran yang diajukan oeh salah satu dari kesadaran indra akan menjadi terdistorsi.
Bagaimana pendapat anda ?
wilsonlisa380@gmail.com

Lisa Wilson

Tidak ada komentar:

Posting Komentar